Buku alih aksara Sêrat Sruti Jarwa (Srutjar) merupakan hasil penelitian filologis peneliti yang berlangsung pada tahun 2016 di Surakarta dengan mengambil sumber data dari Perpustakaan Sanapustaka Karaton Surakarta Hadiningrat. Hasil penelitian ini kemudian diajukan untuk kegiatan Alih Aksara, Alih Bahasa, Saduran, dan Kajian Naskah Nusantara Berbasis Kompetisi Perpustakaan Nasional Republik In…
Para leluhur tanah Jawa telah mewariskan banyak ilmu pengetahuan, budaya, dan peradaban, baik itu tangible maupun untangible. Salah satu wujud peninggalan ilmu pengetahuan dan peradaban nenek moyang orang Jawa yang masih lestari adalah berupa naskah atau manuskrip. Jumlah naskah Jawa, sampai saat ini, tidak terbilang banyaknya, isi dan macamnya pun beraneka ragam, namun tidak begitu dikenal ole…
Naskah S116 (SB141a) yang berjudul Babad Ngayogyakarta: HB V dumugi VII merupakan salah satu naskah koleksi Museum Sonobudoyo. Naskah ini sangat menarik karena berisi rekaman peristiwa di Keraton Yogyakarta semasa Sultan Hamengku Buwana V sampai awal pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VII. Dengan mengetahui kandungan isi naskah ini, kita akan mengetahui sebagian peristiwa sejarah yang terjadi …
Ruwatan Murwakala Cirebon diangkat dari sebuah naskah turun temurun milik Ki Dalang Abi Udaya. Naskah asli ruwatan ini sudah terbakar pada masa awal Orde Baru berkuasa. Dengan alasan membersihkan PKI dan ormas-ormasnya. Keluarga Ki Dalang Abyor (Ayah dari Ki Dalang Udaya) yang dulu kritis terhadap Orde Baru termasuk yang menjadi sasaran. Ketakutan istri Ki Dalang Abyor memaksanya membakar selur…
Teks Darmawarsa atau yang selanjutnya akan disebut sebagai teks DW, ditulis di atas lempiran daun lontar (Borassus flabellifer) dan ditulis dengan aksara Buda17, atau beraksara gunung. Aksara Buda ini tergolong aksara yang unik karena mempunyai bentuk yang berbeda dengan aksara Jawa Baru ataupun Bali (Rahayu, 2009). Sebagai salah satu peninggalan budaya, sudah tentu teks DW memiliki nilai yang…
Naskah Sawarèh Barzanji merupakan transmisi dari naskah Barzanji yang disadur ke dalam bahasa Sunda murwakanti dengan menggunakan aksara Pègon oleh K. H. Ahmad Dimyati, pendiri Pesantren Sukamiskin Bandung, pada tahun 1920-an. Selanjutnya, teks dalam naskah ini ditulis oleh H. Ahmad Zarkasyi, penulis resmi Pesantren Sukamiskin. Sawarèh Barzanji, mengikuti asalnya selain berbentuk puisi dalam…
Tokoh dalam Babad Dermayu selain Wiralodra, penting juga untuk dilihat perannya dalam menjalankan pengembangan dan perluasan Darmayu hingga ke Haurgeulis. Masalah ini belum diketahui oleh banyak orang yang tidak bisa memahami alihaksara naskah Babad Dermayu. Jadi, alih bahasa juga dimaksudkan agar pemahaman masyarakat tentang tokoh-tokoh Indramayu lebih meluas lagi, misalnya tentang leluhur Rad…
Naskah ditulis di atas kertas Eropa tanpa cap kertas, berukuran 20 × 16 cm. Penomoran halaman asli menggunakan angka Arab 2-129. Naskah setebal 129 halaman, masing-masing berisi 15 baris. Naskah dalam keadaan kurang baik, terutama pada hlm. 3-4, 13-16, 25-28, dan 119-122 terdapat kertas yang lepas dari kurasnya. Tulisan naskah masih jelas terbaca, menggunakan tinta hitam yang kini warnanya pud…
Teks yang mengambil siklus cerita wayang purwa ini berisi cerita Pandawa dan keadaan Kerajaan Astina setelah perang Baratayuda yang disajikan dalam bentuk tembang macapat. Beberapa peristiwa setelah perang Baratayuda dalam teks SK antara lain adalah munculnya kereta kencana di Astina, moksanya Begawan Destarata, lahirnya Parikesit, munculnya kembali Aswatama, Kartamarma, dan Karpa (Kurawa yang …
Pengalihaksaraan teks ini dilakukan semata-mata karena teks Geguritan I Ketut Bagus memiliki arti penting dalam khazanah sastra tradisi di Bali, yakni isinya menarik dengan model penceritaan berantai dan hanya satu-satunya dalam bentuk geguritan. Keberadaan naskah Geguritan I Ketut Bagus di hadapan sidang pembaca tidak lepas dari peran Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang bekerja sama …