Text
Intelijen dan politik era Soekarno
Kemerdekaan yang diraih pada tahun 1945 memberikan harapan yang sangat besar bagi seluruh rakyat Indonesia. Mimpi untuk menjadi penduduk sebuah negara yang berdaulat pun terwujud, terlepas dari cengkeraman penjajah. Namun hal itu tidak menyurutkan dinamika politik-keamanan yang terjadi di tanah air, baik itu rongrongan konflik internal, gerakan separatisme maupun kembalinya kekuatan asing. Buku-buku sejarah telah banyak mencatat peristiwa-peristiwa tersebut, misalnya pemberontakan DI/TII, Permesta, konflik pada saat pembebasan Irian Barat, pembentukan Federasi Malaysia yang diprakarsai Inggris, hingga dinamika politik-keamanan yang terjadi sepanjang tahun 1965-1966. Terlepas dari berbagai fakta yang telah tercatat resmi, banyak juga aktivitas yang dilakukan secara tertutup (covert) yang mungkin belum banyak diketahui publik. Misalnya, bagaimana Indonesia ikut membantu perjuangan penduduk Sabah dan Sarawak dalam usaha menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia, atau keterlibatan intelijen asing dalam berbagai gerakan separatisme maupun dinamika politik lainnya di Indonesia. Oleh karena itu, bunga rampai ini hadir untuk mengungkap berbagai peristiwa terkait aktivitas intelijen di era Soekarno. Selain itu, buku ini juga akan membahas secara mendetail mengenai seluk-beluk intelijen pada masa itu, terutama mengenai bagaimana intelijen memainkan peran penting bagi kepentingan negara, sekaligus dimainkan oleh elite dan penguasa demi kepentingan politik.
No copy data
No other version available