Text
Penggabungan Wilayah Crimea menjadi bagian Negara Rusia : sebuah kajian yuridis dan fakta
Crimea merupakan suatu daerah otonom yang mempunyai parlemen sendiri, namun secara fisik dan politik tetap masuk ke dalam wilayah kedaulatan Ukraina. Dalam hal ini, status Crimea masih merupakan bagian dari wilayah kedaulatan Ukraina. Padahal, mayoritas rakyat Crimea lebih memilih untuk bergabung dengan Rusia. Permasalahan timbul ketika terjadi krisis politik internal di Ukraina. Krisis ini dipicu oleh penolakan penandatanganan Perjanjian Asosiasi dan Stabilisasi dalam kerangka Uni Eropa oleh Presiden Ukraina Viktor Yanukovych. Sebagai hasilnya, Parlemen Ukraina menyatakan mosi tidak percaya kepada petahana (incumbent), dan kemudian muncul aksi protes dari kaum nasionalis ekstrem, radikal, dan neo-fasis untuk memakzulkan petahana yang digerakkan oleh negara-negara Barat. Setelah berhasil memakzulkan rezim Yanukovych, rezim yang baru kemudian mengeluarkan berbagai kebijakan yang berorientasi kepada Barat dan mendiskreditkan etnis minoritas di dalam Ukraina. Etnis Rusia yang merupakan etnis minoritas di Ukraina merasa terancam dengan kebijakan rezim baru tersebut. Sebagai solusinya, wilayah selatan Ukraina, yaitu Crimea, menyelenggarakan referendum untuk menentukan nasib sendiri apakah tetap berada dalam wilayah Ukraina atau berpisah dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.
Selain itu, beragam fakta terkait pelaksanaan referendum di Crimea hingga permasalahan yang timbul terhadap tatanan politik, baik regional maupun global, juga dibahas secara jelas dan lugas di dalam buku ini.
No copy data
No other version available