Text
Literasi keagamaan generasi milenial Indonesia: tantangan masa depan bangsa
Literasi keagamaan merupakan unsur sangat penting dalam kehidupan sosial-keagamaan masyarakat khususnya, dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara umumnya. Studi-studi sosologi agama dan pembangunan tentang hubungan literasi keagamaan dengan efektivitas pembangunan di berbagai negara multireligi dan multikultural memperlihatkan bahwa literasi keagamaan merupakan faktor pendorong (driving force) bahkan penentu keberhasilan pembangunan yang bermakna. Orasi bertujuan menggambarkan dan menjelaskan urgensinya literasi keagamaan bagi generasi milenial Indonesia. Dalam studinya, penulis menggaris-bawahi bahwa literasi keagamaan generasi milenial yang merupakan bagian terbesar (70% lebih dari total penduduk Indonesia) pada tahun 2020 memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan dan menuntut pembinaan intensif dan integratif. Keterpaparan generasi milenial oleh faham keagamaan ekstrim, keterlibatan aktif dalam gerakan-gerakan keras dan tindakan terorisme, hingga menjadi pelaku yang mengarah pada bentuk prilaku intoleran terhadap pemeluk agama berbeda merupakan fakta nyata yang terjadi hingga dua dekade terakhir ini. Implikasi politisnya, diperlukan perhatian khusus dan serius oleh semua pihak. Pemerintah dan masyarakat secara integratif dan intensif perlu mengembangkan tingkat literasi keagamaan dengan cara mengembangkan kesadaran dan pemahaman tentang fungsi praktis ajaran agama bagi kepentingan sosial-politik yang lebih luas dalam penciptaan stabilitas nasional sebagai prasyarat efektivitas pembangunan. Dalam orasi ini, direkomendasikan bahwa penguatan literasi keagamaan hendaknya dilakukan secara integratif melalui berbagai pendekatan—politik, ekonomi, budaya, dan agama itu sendiri. Pendidikan agama—baik formal, nonfomal, maupun informal di keluarga hendaknya tidak semata diorientasikan pada penguasaan materi scara intelektual, namun hal lebih penting adalah dioreintasikan pada penguatan dan pengayaan praktek ajaran dalam konteks kepentingan sosial yang lebih manausiawi dan universal. Metodik pembelajaran indoktrinatif tidak lagi mejadi pilihan paling tepat.
No copy data
No other version available