Text
Membangun konektivitas di perbatasan: kerja Sama subregional Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina
Regionalisme Asia Tenggara yang cukup terkenal, ASEAN, tidak hanya berhasil mengintegrasikan sepuluh
negara anggotanya, melainkan juga memiliki peran penting dalam menciptakan stabilitas keamanan di Kawasan Asia Timur. Namun tahukah Anda bahwa juga terdapat tiga kerja sama subregional di antara negara-negara di Asia Tenggara yang berperan/turut serta membangun kawasan tersebut?
Greater Mekong Subregion (GMS), Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), dan Brunei
Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) merupakan tiga kerja
sama subregional yang bahkan diakui dalam dokumen Master Plan on ASEAN Connectivity sebagai “building block” bagi ASEAN. Buku ini secara khusus membahas kerja sama ketiga (BIMP-EAGA) dengan fokus pada perannya dalam pembangunan konektivitas ASEAN, terutama di wilayah perbatasan.
Sempat berada pada masa kejayaan pada awal-awal pembentukannya (1994) tidak lantas membuat kerja sama BIMP-EAGA terlepas dari masa-masa sulit. Pasang surut kerja sama ini beserta peran strategisnya terhadap visi Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia membuat bahasan ini sangat menarik untuk dikaji. Melalui buku ini, gambaran mendalam mengenai evaluasi pembangunan konektivitas BIMP-EAGA pada periode 2012–2016 juga turut diulas.
No copy data
No other version available