Text
Babad Kangjeng Ratu Beruk : edisi teks dan alih bahasa
Objek penelitian ini adalah salah satu naskah Jawa jenis babad atau karya sastra sejarah, yaitu babad Kanjeng Ratu Beruk (selanjutnya disingkat BKRB). Sastra babad mulai berkembang pada akhir abad ke-17, yaitu pada masa Mataram mulai bangkit dan berkembang, masa pemerintahan Sultan Agung sekitar tahun 1635. Babad sebagai karya sastra sejarah, dapat digolongkan dalam historiografi tradisional atau local tradition, yaitu penulisan sejarah yang dibuat secara tradisional dengan mengandung unsur-unsur mitos, genealogis, dan sebagainya. Penulisan suatu historigrafi tradisional bukan untuk mengungkapkan kebenaran historis, tetapi bertujuan untuk meneguhkan nilai kultural masyarakat yang menghasilkan karya tersebut. Dari hasil inventarisasi melalui katalog dan penelitian lapangan, diperoleh 1 buah naskah manuskrip (tulisan tangan dengan aksara Jawa). Naskah ini sudah dibuatmicrofilm, tetapi belumdilakukan digitalisasi. Disamping itu diperoleh juga sebuah naskah cetak beraksara Jawa yang diterbitkan secara berkala Surat Kabar Darnakandha. Keduanya merupakan koleksi Perpustakaan Sasono Poestoko keraton Surakarta. Perpustakaan ini sudah hampir 2 tahun dinyatakan tutup, tidak beroperasi, tidak melayani pembaca. Dengan demikian kondisi naskah tersebut akan semakin memburuk karena tidak adanya perawatan. BKRB merupakan kisah biografi seorang tokoh legendaris yaitu Kangjeng Ratu Beruk, permaisuri Paku Buwono III (1749-1789). Namun demikian, naskah BKRB diciptakan pada tahun 1936, rentang waktu yang sangat jauh dengan peristiwa yang dikisahkan. Pengarang yang hidup pada jaman awal abad ke-20, mengarang kisah cerita kehidupan Ratu Beruk jaman awal abad ke-18. Sebelum BKRB terdokumentasi secara tertulis, kisah Ratu Beruk selama periode waktu yang panjang hanya merupakan cerita lisan. Andaikata cerita Rara Beruk tidak didokumentasikan dalam bentuk tulisan yakni BKRB, maka tidak menutup kemukinan bahwa cerita Ratu Beruk akan punah atau tidak dikenal lagi oleh generasi sekarang, apalagi generasi mendatang.
No copy data
No other version available