Text
Petualangan Panji Wulung
Wawacan Panji Wulung merupakan bacaan yang tidak boleh tidak dikenal oleh orang Sunda yang pernah duduk di bangku sekolah. Kalaupun tidak membaca wawacannya, niscaya mengenal petikan-petikannya yang banyak dipakai sebagai guguritan untuk menghafalkan lagu-lagu Pupuh. Misalnya untuk menghafalkan lagu Pangkur, dipetik ”seja nyaba ngalalana....”, untuk lagu Kinanti, dipetik ”Radén ngantosan parahu....”, untuk lagu Durma, dipetik ”Merét kumis sosoak bari susumbar....”, dll. Berlainan dengan wawacan-wawacan lain yang banyak tersebar dalam masyarakat Sunda pada waktu itu, yang penuh dengan kejadiankejadian yang tak masuk akal, karena tokoh-tokohnya mempunyai kesaktiankesaktian, atau tahu apa yang akan terjadi pada masa depan dan semacamnya, Wawacan Panji Wulung sangat rasional. Bahkan dukun yang mengaku dirinya
sakti dan tahu kejadian di masa depan, kemudian terbukti berkomplot dengan permaisuri yang menaruh iri dan dendam kepada madunya.
Saduran ini bersumber dari naskah Panji Wulung yang tersimpan di bagian Koleksi Naskah Museum Nasional Jakarta dengan nomor kode SD.127,
berjudul Panji Wulung. Kini naskah ini berada di koleksi Perpustakaan Nasional RI.
No copy data
No other version available