Text
Surat-surat dari Lampung : korespondensi Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869
Salah satu buku komprehensif mengenai biografi Van der Tuuk adalah Een vorst onder de taalgeleerden, karya Kees Groeneboer (Erasmus Taalcentrum, Jakarta) yang diterbitkan KITLV Leiden, 2002. Dalam buku setebal hampir seribu halaman itu, bab khusus mengenai Van der Tuuk selama di (Distrik) Lampung hanya 60 halaman.
Dari sinilah muasal buku “Surat-surat dari Lampung”. Saya berinisiatif menerjemahkan dan menerbitkan bab tersebut yang memuat 24 surat Van der Tuuk selama di Lampung dan ditujukannya ke sejumlah pihak, pribadi mau pun lembaga; juga surat-surat yang dibuatnya di luar Lampung namun masih berkorelasi dengan manuskrip, bahasa, cerita rakyat, dan kondisi sosial di Lampung. Melalui surat-suratnya, kita bisa menemukan sisi pribadi dan humanis Van der Tuuk, perspektifnya terhadap suatu topik, juga ihwal-ihwal yang bisa jadi tidak banyak diketahui publik tentang sosoknya. Bagaimana sisi emosionalnya menggelegak ketika berdebat dengan pihak lain, bagaimana sisi sentimentilnya ketika sahabatnya meninggal sementara dia berada di pedalaman Lampung, bagaimana sisi humorisnya saat melewati kesepiannya selama di Hindia Belanda, sinismenya terhadap masyarakat pribumi dan sesama orang Belanda, dan lain sebagainya. Melalui suratnya pula, kita dapat membayangkan-mengetahui konteks sosial politik saat teks tersebut dibuat. Sebenarnya, sebagian surat Van der Tuuk selama di Lampung berisi penjelasan linguistik tentang bahasa Lampung (Surat 10, 11, 12, 17, 19, dan 20). Sayang, Kees Groeneboer tidak menyertakan kajian linguistik tersebut, yang berisi bubandung, tulisan aksara Jawi (Arab-Melayu), dan aksara ka-ganga.
No copy data
No other version available