Text
Kiai Hasan Maolani, Lengkong : sejarah dan surat-suratnya dari tanah pengasingan
Kiai Hasan Maolani1 (1782-1874) adalah ulama lokal yang menjadi figur penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di Kuningan dan sekitarnya, terutama di Desa Lengkong. Hal ini terlihat dari aktivitas Kiai Hasan Maolani dalam tarekat Syattariyah sebagaimana disampaikan oleh Fathurahman (2008: 177; 2016: 77-80). Selain tarekat Syattariyah, Drewes (1925) dan van Bruinessen (1994: 20) juga mengungkapkan bahwa Kiai Hasan Maolani adalah salah satu pimpinan tarekat Akmaliyyah. Selama di pengasingan, Kiai Hasan Maolani terlihat berada dalam pengawasan pemerintah Hindia-Belanda. Dalam salah satu surat yang ditulis pada hari Senin di bulan Syawal tahun 1270,8 Kiai Hasan Maolani menuturkan
kesulitannya saat akan mengirim surat. Menurut Kiai Hasan Maolani, tata aturan yang berlaku pada masa itu adalah bagi setiap orang yang berkeinginan untuk mengirimkan surat harus diperiksa terlebih dahulu oleh pejabat residen untuk mencegah hal-hal yang tidak dikehendaki sehingga pihak residen mewajibkan agar setiap surat harus ditulis menggunakan aksara Latin. Dalam konteks kajian filologi,9 surat-surat10 Kiai Hasan Maolani dapat dikategorikan sebagai naskah11 karena telah mencapai usia lebih dari 50 tahun. (Isyanti, Gunawan, dan Kriswanto 2013: 1). 12 Tradisi penulisan naskah semacam ini telah terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama sehingga keberadaan naskah lebih melimpah apabila dibandingkan dengan peninggalan budaya lainnya seperti candi, istana, prasasti, dan sisa-sisa budaya lainnya (Ikram 1997: 24).
No copy data
No other version available