Text
Cirebon tahun 1791-1816 : gambaran kondisi sosial dan politik pada masa pemerintahan Sultan Sepuh VII
Kajian ini didasarkan kepada kandungan empat naskah yang ditulis pada rentang tahun 1810-1812. Pertama, Naskah berkode Mss Eur D.742/1 ff.132-
135 (koleksi British Library), yakni surat Thomas Stamford Raffles kepada para penguasa di tanah Melayu yang menginformasikan tentang rencana
Inggris untuk menduduki Pulau Jawa. Kedua, Naskah berkode Mss Eur D.742/1 f.49a-b (koleksi British Library), yakni surat balasan Sultan Sepuh
VII Cirebon kepada Raffles. Melalui surat itu, ia menyatakan dukungan terhadap rencana Inggris menduduki Jawa karena tak tahan berada dalam
siksaan Belanda-Prancis. Ketiga, Naskah berkode Or.9484 (koleksi British Library) yang berisi pernyataan bahwa tentara Inggris telah merebut Batavia setelah mengalahkan pasukan Belanda-Prancis. Keempat, Naskah berkode ID-ANRI K66a, File 3569, Folio 601-602 (koleksi Arsip Nasional Indonesia), yakni surat pengunduran diri Sultan Sepuh VII Cirebon yang ditujukan kepada Thomas Stamford Raffles. Sultan Sepuh VII Cirebon sebenarnya memerintah selama 25 tahun, sejak tahun 1791 hingga 1816. Namun, penulis memfokuskan kajian terhadap empat surat yang ditulis pada rentang tahun 1810 hingga 1812 karena menemukan fakta menarik. Di dalam surat balasan untuk Raffles (objek kedua kajian ini), tertanggal 26 April 1811, Sultan Sepuh menyatakan dukungan penuh terhadap rencana Inggris menduduki Pulau Jawa. Ia mengungkapkan beban berat yang
harus ia tanggung, terutama selama masa Daendels. Meski telah menerbitkan Proklamasi Batavia pada tanggal 12 Agustus 1811, Inggris baru secara resmi menduduki Pulau Jawa pada tanggal 18 September 1811, setelah Gubernur Jenderal Jan Willem Janssens menyerahkan diri dan menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga, Jawa Tengah. Pada tanggal April 1812, Sultan Sepuh VII Cirebon mengirim surat kepada Raffles.
No copy data
No other version available