Text
Serat Pustakaraja Purwa : Serat Darmasarana karya Pujangga R.Ng. Ranggawarsita di abad XIX : analisis struktur-resepsi-genealogi
Dalam kesastraan Jawa Baru terutama oleh pujangga R.Ng. Ranggawarsita, cerita dalam Mahābhārata Jawa Kuna yang digubah pada masa
pemerintahan Ҫrī Dharmawangҫa Těguh Anantawīkramattunggadewa tersebut disadur kembali dengan berbagai adaptasi dan inovasi seperti yang tampak dalam Kitáb Pustakaraja Purwa. Kitáb Pustakaraja Purwa, seringkali dikatakan sebagai suatu penulisan baru mengenai sumber-sumber cerita wayang (penulisan cerita Mahābhārata versi Indonesia) (Mulyono, 1989: 202). Sěrat Pustakaraja Purwa telah diterbitkan beberapa kali dengan huruf Jawa dalam 9 jilid oleh H. Bunning, Yogyakarta (cetakan I tahun 1884, cetakan IV tahun 1939). Di Surakarta pernah terbit kitab berjudul Sěrat Pustakaraja dalam 8 jilid (tahun 1904–1908), tetapi isinya Sěrat Pustakaraja Madya (Uhlenbeck, 1964: 164; Wiryamartana, 1980: 1). Apabila seluruh rencana Sěrat Pustakaraja seperti yang termuat dalam ’’Běbuka’’ telah selesai seluruhnya ditulis oleh R. Ng. Ranggawarsita, maka baru sebagian saja dari Sěrat Pustakaraja itu diterbitkan. Ringkasan isi dari 5 jilid Sěrat Pustakaraja (Yogyakarta, tahun 1884-1892) telah dibuat oleh Poerwasoewignya dan Wirawangsa (tahun 1920). Di perpustakaan Universitas Leiden Belanda terdapat ringkasan isi dari 9 jilid Sěrat Pustakaraja
Purwa (LOr 6485) yang dibuat oleh Suradipura untuk Dr. Hazeu (Pigeaud, 1968: 382-383; Wiryamartana, 1980: 2). Pada tahun 1978 Sri Mulyono menyajikan ringkasan ’’Běbuka’’, tetapi terdapat kekeliruan-kekeliruan di dalamnya, terutama mengenai penamaan kitab-kitab (sěrat-sěrat) yang merupakan bagian dari Sěrat Pustakaraja Purwa di atas.
Dalam penelitian ini bahan utamanya adalah Sěrat Darmasarana koleksi Perpustakaan Radya Pustaka Surakarta Nomor 152 A dan Sěrat Darmasarana II Nomor 94 (808.543). Pemilihan Sěrat Darmasarana ini didasarkan pada keinginan untuk mengetahui bagaimana struktur, resepsi, tanggapan, sambutan pujangga istana Surakarta, yaitu R. Ng. Ranggawarsita dalam mengemukakan tokoh Darmasarana (Parīkṣit) yang hanya secara singkat diuraikan dalam Ādiparwa (Zoetmulder, 1958:92-97; Juynboll, 1906: 48-53), Bhāratayuddha (Sutjipto Wirjosuparto, 1968: 355-356), maupun Prasthānikaparwa (Ketut Nila, 1979: 27; Zoetmulder, 1995: 157). Di samping itu juga ingin diketahui bagaimana cara R. Ng. Ranggawarsita di dalam merangkai genealogis dalam rangka penciptaan Sěrat Darmasarana.
No copy data
No other version available