Text
Mendengar nenek moyang turun dari langit: motif cerita asal-usul dari Alor, Pura, dan Pantar NTT
Buku ini menggambarkan motif dalam cerita asal-usul suku dan nenek moyang yang terdapat di pulau Alor, Pura, dan Pantar Kabupaten Alor, NTT. Adapun beberapa motif yang terdapat dalam cerita asal-usul nenek moyang yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi motif nenek moyang turun dari langit, nenek moyang sebagai pencipta, penjelmaan makhluk, kepemilikan benda ajaib, nenek moyang menata alam, asal mula tempat, keturunan nenek moyang, asal-usul suku, dan lain-lain. Motif-motif cerita tersebut menggambarkan kosmologi masyarakat Alor yang menghormati leluhur dan meninggikan asal keberadaannya. Kepemilikan cerita asal-usul pada suku-suku di kabupaten Alor ini juga memperlihatkan keberagaman suku-suku dan bahasa yang merupakan ciri identitas kultural pada masing-masing suku. Terdapat kurang lebih 18 bahasa daerah di Alor meliputi bahasa Alurung, Abui, Adang, Blagar, Hamap, Lamma, Kui, Klon, Kabola, Kamang, Kafoa, Nebebang, Pura, Retta, Sawila, terewang, Taiwa, dan Wersing. Kekayaan bahasa daerah ini juga menandai kekayan sastra termasuk di dalammnya cerita asal-usul suku dan nenek moyang. Sekalipun suku-suku di Alor sangat beragam dan berbeda akan tetapi mereka dikat oleh sebuah identitas kultural yang menyatukan yang terlihat pada tarian lego-lego (bahasa Abui) atau beku (bahasa Alurung) atau dar (dalam bahasa Kui). Tarian ini menggambarkan persatuan dan kesatuan dan dikenal luas di kabupaten Alor.
No copy data
No other version available