Dalam menulis cerita tutur, saya bukan saja melakukan saduran (menyadur) melainkan “tafsir ulang” dari cerita-cerita yang saya dapatkan, baik dari wawancara, obrolan, ataupu saya peroleh dari cerita orang tua-orang tua. Hal ini saya lakukan agar yang semula hanya cerita tutur (cerita rakyat), menjadi enak dibaca dan seakan baru. Apatah lagi, latar belakang saya adalah sastrawan. Tak bisa di…